
Sudah lama saya memikirkan cara mengelola
sampah makanan yang mudah, sederhana, tidak memerlukan usaha ‘extra’, dan murah
biayanya. Selama ini, upaya komposting sampah makanan sungguh merepotkan karena
tidak semua sampah makanan layak dikomposkan, resiko gagal, dan memerlukan perhatian
dan usaha yang extra.
Sebelumnya kami telah menciptakan komposter
aerobik, performansinya sangat bagus, namun tidak semua sampah makanan dapat
dimasukan ke dalamnya. Selain itu juga memerlukan usaha extra berupa penambahan
‘bibit kompos’, pencacahan, pengadukan dan sebagainya.
Akhirnya setelah ujicoba, ditemukanlah
MagComp (Maggot Composter). Dengan MagComp, pengelolaan sampah makanan di rumah menjadi
sangat mudah. Bayangkan, sampah makanan, apapun jenisnya, seberapapun basahnya,
seberapapun baunya, tanpa perlu dicacah atau dipilih-pilih jenisnya, langsung
dapat dimasukkan ke dalam MagComp.
Komposter tersebut tidak memerlukan
pengadukan, penyiraman atau pengendalian kadar air, dan material tambahan.
Setelah dimasukan ke dalam komposter, sampah makanan cukup didiamkan saja,
sembari mengisinya setiap hari dengan sampah yang baru. Setelah sekitar satu
pekan, akan berkembang populasi maggot
yang dapat digunakan sebagai umpan pancingan, pakan ikan, pakan ayam, dan
sabagainya.
Kelemahan dari komposter ini adalah ketika
dibuka berbau busuk sehingga ketika memasukkan sampah makanan dilakukan dengan
segera. Segera pula ditutup. Tutup komposter didesain dapat menjadi isolator
yang baik sehingga bau dari dalam MagComp tidak tersebar keluar. Kelemahan
kedua adalah sifat dari bentuk fisik maggot
yang bagi sebagian orang itu menggelikan: seperti ulat kecil menggeliat-geliat
tanpa bulu….
Posting Komentar