Modifikasi Lempar Lembing
1.1 Sejarah
Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan
kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi
lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan
aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan
kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas ini baru berkembang
menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan
beternak, meninggalkan masa nomaden
yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan
membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi.
Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi
digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang
dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya
pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
Walaupun belum ditemukan catatan sejarah
yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini
telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti
lari, lompat, dan lempar cakram.
Olahraga lain yang bernuansa militer
pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal
ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan
olah raga mereka.
Jamak diketahui bahwa peradaban
Yunani klasik adalah tempat lahirnya olahraga atletik saat ini. Bahkan,
pertandingan Olimpiade pada zaman modern meniru Olimpiade yang pertama kali
digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa
dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.
Menilik pada sejarahnya, Olimpiade
pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani. Tak hanya berisi pertandingan olahraga, tapi juga jadi
tempat diselenggarakannya berbagai kemegahan seni dan budaya. Even ini
merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa
kepercayaannya. Nama Olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat
hidupnya para dewa mereka.
Karenanya, Olimpiade puya nilai
sakral. Pada saat acara tersebut berlangsung, segala konflik bersenjata
(perang) dan eksekusi bagi para narapidana ditangguhkan. Tujuannya agar
perayaan berlangsung damai. Sehingga para atlet
yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Selain di peradaban Yunani klasik.
Lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya.
Seperti peradaban Cina dan Mesir
(Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani.
Olahraga yang populer di peradaban
Cina Klasik adalah senam atau akrobat. Sedangkan di Mesir, olahraga yang paling
diminati adalah renang dan memancing. Mengingat Sungai
Nil sebagai pusat peradaban bangsa
Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka.
Termasuk juga untuk dipertandingkan.
Sehingga sangat beralasan jika
banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya
olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas berburu leluhur
manusia pada zaman purba
1.2 Pengertian lempar lembing
Lempar lembing termasuk salah satu
nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil
lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh
atlet lempar lembing yaitu : cara memegang lembing, cara membawa lembing,
lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan.
Dalam olah raga atletik dikenal olah
raga lempar lembing. Olah raga lempar lembing merupakan olah raga
atletik berjenis lintasan dan lapangan. Pada olah raga ini, atlet lempar
lembing harus berlari pada lintasan untuk ancang-ancang. Kemudian, atlet melemparkan
lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan.
Olah raga lempar lembing
memiliki perbedaan dengan cabang olah raga atletik lempar lainnya. Pada olah
raga lempar lembing, gaya atau style yang digunakan saat melempar lembing sudah
ditentukan.
Atlet tidak boleh menggunakan gaya
lain. Dalam olah raga lempar lembing, dibutuhkan kecepatan sedangkan pada olah
laga lempar lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar
lembing memiliki hubungan yang cukup erat dengan olah raga sprint.
Lembing yang digunakan berukuran
panjang 2,6 – 2,7 m untuk putra dan 2,2 -2,3 m untuk putri. Berat lembing yang
digunakan 800 gram untuk putra dan 600 gram untuk putri. Selain itu, lembing
dilengkapi dengan pegangan sepanjang 20 cm dan ujung tajam dari metal
1.3 Teknik-Teknik yang Diperhatikan dalam
Lempar Lembing
Olah raga lempar lembing merupakan
cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan lembing atau tombak pada
lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang digunakan dalam
olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata lembing
yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing
yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing
Pada
olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda,
untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram . Sedangkan
untuk putri panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram.
Dalam olahraga lempar lembing
terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang
cara memegang lembing, cara membawa lembing, gaya
melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
- Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat
aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada dua macam cara dalam
memegang lembing, yaitu:
1.
Cara Finlandia: antara kedua jari
tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
2.
Cara Amerika: antara kedua jari
telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing.
- Cara Membawa Lembing
Dalam membawa lembing, ada tiga cara
yang bisa digunakan, yaitu:
1. Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang
hingga sejajar dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak
serong ke arah bawah
2.
Tangan sebelah kanan ditekuk,
kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga, tetapi mata lembing
diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
3. Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang
badan
dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.
dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.
· Gaya Melempar
Dalam melempar lembing, terdapat dua
gaya yang digunakan, antara lain:
ü Gaya
berjingkat atau hop step
·
Sikap Berdiri Ketika Melempar
Lembing
Sebelum lembing
dilemparkan, posisi siku harus diletakkan sedekat mungkin dengan lembing.
Kemudian lembing dipegang lurus tepat di belakang kepala. Usahakan tangan lebih
tinggi dari bahu dan lembing diposisikan sejajar dengan lengan. Jarak kedua kaki
sekitar enam puluh centimeter dan ujung kaku menghadap ke arah lemparan.
Sementara itu punggung
berada agak ke belakang. Gerakan melempar didahului dengan memutar ke depan
dari panggul kanan, kemudian dilanjutkan dengan bahu mengikuti ke arah depan.
Setelah itu, diikuti gerakan melempar dengan menjaga posisi siku agar tetap
dekat dengan lembing.
1.4 Peraturan
pertandingan Lempar lembing
Lembing
adalah sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing berbentuk
seperti tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya. Melempar adalah
melakukan gerakan menolak / mendorong seperti membuang sesuatu dari tangan
kita. Dalam proses melempar terjadi pengaliran tenaga dari tangan terhadap
media yang dipegangtangan.
Berat
media, stabilitas media, dinamika gerakan tubuh, kuat tenaga, statistika ritme,
akan mempengaruhi seberapa jauh lemparan anda.Lemparan terdapat proses,
penyaluran tenaga, tolakan, pelepasan tenaga dan media, daya layang dan jatuh
media di tanah (grafitasi). Lempar Lembing dapat diartikan, melakukan gerakan
untuk mendorong lepas lembing dari tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan
- Lembing terbuat dari bambu dengan mata lembing terbuat dari logam
- Untuk putra panjang 260 cm, berat 800 gr
- Untuk putri panjang 200 cm, berat 600 gr
- Untuk putri panjang 200 cm, berat 600 gr
- Cara memegang lembing
- Dipegang di atas bahu, ujung lembing ke atas
- Dipegang di depan dada , ujung lembing ke bawah
- Dipegang di belakang, menempel pada tangan yang memegang lembing diluruskan
- Teknik dalam lempar lembing.
- Cara Memegang
Lembing dipegang pada bagian
pegangannya yang diikat dengan tali sepanjang 20cm, dengan jari kelingking
terdekat pada ujung lembing, sedangkan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dan
jari tengah memegang erat ikatan tali pegangan yang berbentuk tonjolan. Pegangan
itu harus kuat dan jari-jari lainya menahan lembing di atas telapak tangan.
Telapak tangan harus tetap menghadap ke atas selama gerakan melempar.
- Lemparan dari sikap berdiri
Perhatikan siku harus sedekat
mungkin pada lembing selama lembing belum dilemparkan. Lembing dipegang dengan
dengan lurus di belakang kepala. Tangan harus lebih tinggi dari pundak. Lembing
dalam keadaan sejajar dengan lengan. Jarak kedua kaki kira-kira dua feet (60
cm) dengan ujung kaki kalau bisa menghadap ke arah lemparan. Punggung sedikit
ke belakang. Gerakan lemparan dimulai dengan putaran ke depan dari panggul
sebelah kanan (untuk lemparan menggunakan tangan kanan). gerakan berlanjut pada
pundak mengikuti ke depan. Begitu pundak bergerak, maka lengan harus melempar
secepat mungkin dengan sikunya tetap tinggi dan sedekat mungkin dengan lembing.
- Lemparan dengan lari tiga atau lima langkah
Cara lari dimulai dengan kedua kaki
rapat, menghadap ke arah lemparan, sedang lembing dipegang dengan tangan kanan
dan lengan lurus ke belakang. Lari dimulai dengan kaki kiri Dengan kaki
mendarat pada tumit ujung telapak kaki. Yang perlu diperhatikan gerakan
terakhir pada langkah kaki kanan saat akan melempar. Kaki kanan bergerak ke
depan, lutut diangkat lebih tinggi dan badan agak condong ke belakang. Kaki
mendarat tidak pada ujungnya. Jauh dekatnya lemparan tergantung pada kecepatan
lengan waktu melepas lembing.
- Hak melempar
- Mempunyai hak melempar 3 kali
- Melempar harus dengan 1 tangan
- Diskualifikasi
- Lembing tidak dipegang pada pembalutnya
- Dipanggil 2 menit belum melemapar
- Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas
- Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar
- Lembing jatuh di luar garis sektor lempar
- Ujung lembing tidak membekas pada tanah
sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing
berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya.
Melempar adalah melakukan gerakan
menolak / mendorong seperti membuang sesuatu dari tangan kita. Dalam proses
melempar terjadi pengaliran tenaga dari tangan terhadap media yang dipegang
tangan.
Berat media, stabilitas media, dinamika gerakan tubuh, kuat tenaga, statistika ritme, akan mempengaruhi seberapa jauh lemparan anda.
Lemparan terdapat proses, penyaluran tenaga, tolakan, pelepasan tenaga dan media, daya layang dan jatuh media di tanah (grafitasi).
Berat media, stabilitas media, dinamika gerakan tubuh, kuat tenaga, statistika ritme, akan mempengaruhi seberapa jauh lemparan anda.
Lemparan terdapat proses, penyaluran tenaga, tolakan, pelepasan tenaga dan media, daya layang dan jatuh media di tanah (grafitasi).
Lempar Lembing dapat diartikan,
melakukan gerakan untuk mendorong lepas lembing dari tangan dengan tenaga ke
arah yang diinginkan.
o Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan
lembing dan tali pegangan lembing Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m
sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan
untuk putrid : 600 gram
Panjang
lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat
lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram
o Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
o Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di
depan lengkung lemparan.
Jalur
Lari Awalan
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan
- Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Sektor Lemparan
- Semua
lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan,
suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis
lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur
atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada titik mana busur
atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor
lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50
cm, 70 cm, dst.
MODIFIKASI LEMPAR LEMBING DENGAN PANAHAN
Dalam modifikasi yang kami buat, kami memodifikasi lapangan
lempar lembing dengan ukuran sebagai berikut:
Jalur Lari Awalan
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan
- Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
tetapi Lembing tidak di lempar ke atas melainkan harus mendatar(menombak) ke target seperti di olahraga panahan.
Teknik
Dasar Lempar Lembing
Lempar
lembing merupakan salah satu nomor lempar dari cabang atletik. Lempar lembing
Nomor lempar yang dilombakan baik tingkat nasional maupun internasional. Lempar
lembing dilakukan di lapangan terbuka yang mempunyai persyaratan: untuk awalan
diperlukan 40 meter dan untuk sektor lemparan diperlukan 70 meter, sedangkan
untuk tingkat pelajar di sekolah cukup dengan lapangan 15 kali 30 meter.
I. Lapangan Lempar Lembing
Lempar lembing
dilakukan di lapangan olahraga atau lapangan khusus lempar lembing dengan
bentuk dan ukuran sebagai berikut:
II. Bahan Lembing
Lembing dibuat
dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak serta memenuhi syarat yang telah
ditentukan. Lembing terbuat dari bahan metal dengan bagian depan berbentuk
runcing, pegangan lebing dililit tali agar pegangan tidak mudah selip atau
lepas. Sedangkan bentuk lembing terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Mata lembing
b. Badan lembing
c.Tali
III. BeratLembing
Ukuran berat lembing dalam perlombaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk putra adalah 800 gram dengan panjang lembing 260-270 centimeter
b. Untuk putri adalah 600 gram dengan panjang lembing 220-230 centimeter
pegangan lembing
Ukuran berat lembing dalam perlombaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk putra adalah 800 gram dengan panjang lembing 260-270 centimeter
b. Untuk putri adalah 600 gram dengan panjang lembing 220-230 centimeter
pegangan lembing
IV. Cara Memegang Lembing
Teknik dasar lempar lembing harus dilakukan dengan benar agar menghasilkan hasil lemparan yang benar dan maksimal. Teknik memegang lempar lembing ada tiga macam cara pegangan lembing yaitu:
a. Pegangan cara Amerika (Amirican Style)
Teknik pegangan lembing cara Amerika adalah ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing.
seperti pada gambar berikut :
b. Pegangan cara Finlandia (Finlandi
Style)
Teknik pegangan cara
Finlandia adalah ibu jari dan jari tengan bertemu di belakang balutan atau
lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing.
seperti pada gambar berikut :
c. Pegangan cara Jepit Tang
(Tank Style) adalah teknik pegangan dimana jari telunjuk dan jari tengan
menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan. seperti gambar di atas.
V. Teknik Lempar Lembing
Teknik lempar lembing di bagi menjadi lima bagian yaitu:
1. Awalan
Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing.
awalan dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan
dilakukan dua tahap yaitu tujuh langkah pertama dengan kecepatan rendah dan
enam langkah berikutnya dengan langkah lebih cepat dan di akhiri tiga langkah
dengan langkah silang.
2. Sikap
Lempar
Sikap
lempar dalam teknik dasar lempar lembing dimulai dari tangan kanan yang membawa
lembing yang kemudian lembing dijulurkan langsung dari atas pundak di belakang
badan. kaki kiri dilangkahkan jauh ke depan dengan badan diputar ke kanan.
Gerakan dilakukan bersamaan dengan gerakan lembing ke belakang. Langkah ketiga
dengan kaki kanan merupakan langkah untuk melempar lembing ke atas serong ke
depan. Sudut lemparan sekitar 40 derajat. seperti pada gambar berikut:
3. Lepas Lembing
Teknik dasar
melempar lembing khususnya saat lepasnya lembing dimulai kaki kiri mendarat
dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakan
ke atas muka.
4. Sikap Akhir
Sikap akhir
dari pelaksanaan teknik gerak lempar lembing adalah menjaga keseimbangan badan
agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan diskwalifidasi. Hal yang
dilakukan adalah mengerem lajunya badan menggunakan kaki kanan membuat gerakan
lanjutan putar badan ke kiri, dan kaki kiri ditarik ke belakang atau agak ke
samping.
Lempar
Lembing
Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah
o
Lembing harus di pegang pada bagian
pegangannya,
dan harus di lempar lewat atas
bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar
secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
o
Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing
tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
o
Pelempar pada waktu membuat awalan lempar
tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
o
Lemparan tidak syah bila si pelempar
menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis
perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau
menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya
dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh
sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
Pelempar tidak boleh meninggalkan
jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap
berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan
garis perpanjangan.
Garis Lengkung Lemparan
o
Lemparan harus dilakukan dari
belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis
lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini
di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus
dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan
panjangnya 0,75 m.
Sektor Lemparan
Semua
lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan,
suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis
lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur
atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada titik mana busur
atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor
lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50
cm, 70 cm, dst.
1) Bahan /materi Lembing
Ada 3 bagian lembing, yaitu mata lembing (dari metal), badan lembing (dari
kayu/metal), dan tali pegangan lembing yang terletak melilit titik pusat
grafitasi lembing. Ukuran lembing :
a) Putra, panjang lembing = 2,6-2,7 m
b) Putri, panjang lembing = 2,2-2,3 m
2) Lintasan awalan
a) Lintasan awalan harus dibatasi garis 5 cm terpisah 4 m
b) Pnjang lintasan awalan min : 30 m- max 36,5 m
3) Lengkung Lemparan
Lengkung harus dibuat dari kayu/metal, cicat putih lebar 7 cm, datar dengan
tanah sekelilingdan merupakan busur dari lingkaran dengan r=8 m. Garis 1,5 m
dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan, menyiku
keluar.
4) Sudut Lemparan
Dibentuk 2 garis dari titik pusat lengkung-lemparan dengan sudut 29 derajat
memotong kedua ujung lengkung lemparan , tebal dari sektor 5cm.
5) Peraturan-peraturan Umum
a) Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.
b) Lemparan yang sah, mata
lembing harus menatap /menggores tanah disektor lemparan.
c) Lemparan tidak sah bila
sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan, atau garis 1,5 m
samping/menyentuh tanah didepan lengkung
lemparan.
d) Sekali
pelempar mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar badansepenuhnya
Sehingga punggung menghadap kearah
lengkung lemparan.
e) Lemparan harus
dibuat lewat diatas bahu.
f) Jumlah
lemparan yang diperoleh sama seperti pada tolak peluru dan lempar cakram.
Lempar
Lembing/ Javelin throw FOR JUNIOR HIGH SCHOOL SPORTOLOGY
Lempar Lembing (Javelin Throw)
Lembing adalah benda yang berbentuk tombak yang bermata lembing runcing. Pada
bagian tengah terdapat lilitan tali sebagai tempat pegangan.
Ukuran panjang dan berat lembing
adalah sebagai berikut:
a) Putra, panjang: 2,6-2,7 meter,
berat 800 gram.
b) Putri, panjang: 2,2-2,3 meter, berat:600
gram.
1) Cara memegang lembing
a) Cara Amerika (American Style).
Lembing dipegang pada bagian belakang lilitan tali dengan jari telunjuk dan ibu
jari sehingga posisi lembing tepat berada pada garis tengah telapak tangan.
b) cara Finlandia (Find Style),
lembing dipegang pada bagian belakang lilitan tali dengan jari tengah dan ibu
jari, sedangkan telunjuk menempel pada lembing dalam sehingga posisi lembing
tepat berada pada garis tengah telapak tangan.
c) Cara menjepit (Tang Style).
Lembing dipegang dengna cara dijepit oleh telunjuk dan jari tengah di belakang
lilitan, sedangkan ibu jari, jari manis, dan kelingking memperkuat pada
lilitan.
2) Cara Melempar lembing (Javelin
Throw). Lempar lembing (Javelin Throw) mempunyai dua gaya, yaitu gaya langkah
jingkat (hot step) dan gaya langkah silang (cross step). Pada kesempatan ini
kita akan membahas cara melempar lembing gaya langkah silang (cross step).
a) Dengan permulaan berlari, lembing
dibawa setinggi kepala dengna lengan bengkok, siku menghadap ke depan dan
telapak tangan menghadap ke atas.
b) Lembing sejajar dengan tanah,
lintasan awalan kurang lebih 30 m termasuk “langkah silang”, langkah akhir
dimulai sejak pelempar sampai pada tanda (check mark) yang dipasang sebelumnya.
c) kaki kanan melompat kuat dibantu
dengan kaki kiri mengangkat panggul ke depan atas disertai dengan panggul dan
badan diputar ke kiri. Lengan kiri dari posisi terangkat di muka dada lalu
digerakkan ke samping kiri. Kepala menghadap ke arah lemparan agak mengadah,
pandangan agak ke atas.
d) Didahului siku kanan, lembing
dilemparkan sekuat-kuatnya dengan sudut lemparan kurang lebih 400 disertai
dengan badan yang dicondongkan ke depan mengikuti ayunan lengan melempar
lembing, lepasnya lembing kira di atas depan dari bahu kanan.
e) Lepasnya lembing diikuti dengan
kaki kanan melangkah di muka. Gerakan ini merupakan langkah yang kelima gaya
Finlandia. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditegakkan
ke belakang dan tetap terangkat untuk memberikan keseimbangan pada kaki kanan
yang harus berjingkat-jingkat dalam usahanya mengerem lajunya awalan.
f) Keluardari lintasan setelah
lembing yang dilempar jatuh. Dari posisi berdiri ia meninggalkan lintasan.
Lembaran dianggap tidak sah kalau setelah melempar dan lembing belum jatuh ke
tanah, ia telah meninggalkan lintasan.
3) Latihan Melempar Lembing.
a) Latihan melempar tanpa awalan.
Dari sikap menyamping ke arah lemparan, peganglah lembing sejajar dengan badan.
Mata lembing mengarah ke atas, rendahkan lutut kaki belakang dan putar pinggang
ke belakang. Tangan yang memegang lembing menyentak ke depan di atas kepala
dengna siku agak ditekuk, kemudian lemparkan lembing ke atas dengan kekuatan
yang ada pada lengan.
b) Melempar dengan awalan. Lemparan
diawali dengan sikap membawa lembing dilanjutkan dengan sikap siap melakukan
awalan yaitu lari dengan cepat, pada saat kaki kanan menyentuh tanda yang telah
ditentukan, tangan kanan diluruskan ke belakang mengarah ke bawah. Pada saat
kaki kiri melangkah ke depan dan mendarat, lakukanlah gerakan berjingkat (hop)
dengan menggunakan kaki kanan. Setelah kaki kanan mendarat, langkahkan kaki
kiri selebar mungkin sejauh mungkin ke samping kiri. Pada saat kaki kiri
mendarat, pindahkan berat badan pada kaki kanan hingga lutut kaki kanan
merendah. Pada saat itu, posisi tangan kanan yang memegang lembing lurus
serong ke bawah dengan mata lembing dan pandangan terarah ke sudut lemparan.
Dengan didahului tekukan siku tangan kanan, lembing dibawa ke depan serong ke
atas lewat di atas bahu. Gerakan ini hampir bersamaan dengan meluruskan kaki
kanan. Gerakan ini segera disusul dengan majunya kaki kiri dan tangan kanan
mengayun lurus ke arah sudut lemparan. Pada saat itulah lembing lepas dari
tangan.
Tekhnik Lempar Lembing
Lempar Lembing
Jenis Olahraga ini sangat berbahaya sehingga penuh perhatian
untuk keamanannya. Termasuk di lingkungan sekolah, seperti tertera pada English
School Athletic Association’s Handbook Peraturan keamanan harus
dipeorhatikan.
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Teknik Lempar lembing :
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Teknik Lempar lembing :
- Cara Memegang Lembing
- Cara
Amerika dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan
lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari
menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut
melingkar di badan lembing dengan longgar.
- Cara Finlandia dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
- Cara yang lainnya yaitu adalah pegangan “V”.Tapi cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan.
- Cara Finlandia dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
- Cara yang lainnya yaitu adalah pegangan “V”.Tapi cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan.
- Cara Membawa Lembing
- Lembing
di bawa diatas bahu dengan mata lembing menghadap kearah serong atas.
- Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas.
- Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam lempar lembing
- Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas.
- Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam lempar lembing
- Beberapa Hal Yang di Sarankan
- Memegang lembing sepanjang jalur lengan
- Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan tungkai kanan
- Berlari lurus selama melakukan awalan
- Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
- Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu kiri dalam posisi tertutup)
- Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap keatas
- Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
- Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu melakukan lemparan.
- Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan tungkai kanan
- Berlari lurus selama melakukan awalan
- Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
- Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu kiri dalam posisi tertutup)
- Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap keatas
- Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
- Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu melakukan lemparan.
- Beberapa Hal Yang Harus di Hindari
- Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam)
- Meloncat ke atas pada langkah terakhir
- Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
- Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
- Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan
- Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
- Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
- Melempar berputar melalui samping kanan badan
- Meloncat ke atas pada langkah terakhir
- Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
- Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
- Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan
- Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
- Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
- Melempar berputar melalui samping kanan badan
- Peraturan Perlombaan Lempar Lembing
Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah
- Lembing harus di pegang pada bagian
pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian
teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya
non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
- Peralatan Lembing
- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing
(2) badan lembing dan (3) tali pegangan
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
Jalur Lari Awalan
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan
tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm
yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan
- Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar
atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis
batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan
dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan
kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis
perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Sektor Lemparan
- Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di
dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah
kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu
titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada
titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk
membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda
jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst.
Lapangan Lempar lembing :
Lapangan Lempar lembing :
Sejarah Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimanaolahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
Walaupun belum ditemukan catatan
sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini
olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar
lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik
lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga mereka.
Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga mereka.
Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah
tempat lahirnya olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada
zaman modern meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang
terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu
setiap empat tahun sekali.
Menilik pada sejarahnya, Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani. Tak hanya berisi pertandingan olahraga, tapi juga jadi tempat diselenggarakannya berbagai kemegahan seni dan budaya. Even ini merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama Olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka.
Karenanya, Olimpiade puya nilai sakral. Pada saat acara tersebut berlangsung, segala konflik bersenjata (perang) dan eksekusi bagi para narapidana ditangguhkan. Tujuannya agar perayaan berlangsung damai. Sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai Lempar Lembing di Peradaban Lain.
Selain di peradaban Yunani klasik. Lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani.
Olahraga yang populer di peradaban Cina Klasik adalah senam atau akrobat. Sedangkan di Mesir, olahraga yang paling diminati adalah renang dan memancing. Mengingat Sungai Nil sebagai pusat peradaban bangsa Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka.
Termasuk juga untuk dipertandingkan.
Sehingga sangat beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.
Sehingga sangat beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.
1 comment
Broo, ini buat blognya via blogger.com apa yang laen ?? bagus bro.. saya juga pengen buat blog tapi yang bagus kayak blog ini broo :D
Posting Komentar