4. Peraturan Umum Dalam Lempar
Lembing
4.1 Peralatan Lembing
Lembing terdiri tiga bagian yaitu mata lembing, badan
lembing dan tali pegangan. Badan lembing terbuat dari metal dan mata lembing
yang lancip terpasang ujung depan yang panjang. Peraturan tentang spesifikasi
lembing putra dan putri adalah sangat komplek, dalam rangka menjamin melayang
dan menancapnya lembing yang sah. Manager Teknik harus berhati-hati dalam
menjamin bahwa semua lembing yang akan digunakan dalam suatu perlombaan harus
memenuhi semua peraturan dan ketentuan yang ditetapkan. Berat lembing untuk
putra adalah 800 gram, sedangkan lembing putri 600 gram. Panjang lembing untuk
putra adalah 2.60 – 2.70 m, sedangkan panjang lembing putri 2.20 – 2.30 m.
Pada perlombaan atletik seperti Olimpiade, Kejuaran Dunia
atau regional. Hanya lembing yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara yang
boleh digunakan. Namun pada perlombaan yang lebih kecil, peserta boleh
menggunakan lembingnya sendiri, asalkan lembing tersebut telah diperiksa dan
diberi tanda sebagai tanda sah oleh Panitia Penyelenggara sebelum perlombaan
dimulai dan boleh digunakan oleh peserta yang lain (Ballesteros, 1993:117).
4.2 Lintasan Awalan Lempar Lembing
Panjang lintasan awalan lempar lembing harus tidak lebih
dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis
paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm (Ballesteros, 1993:117).
4.3 Lengkung Batas Lempar Lembing
Lengkung lempar dibuat dari kayu
atau meta dicat putih dipasang datar dengan tanah, dan merupakan suatu busur
atau lengkung suatu sirkel yang bergaris tengah radius 8 m. Garis lengkungnya
sendiri selebar 7 cm. Garis sepanjang 0.75 m dibuat sebagai perpanjangan dari
lengkung lempar dan siku-siku terhadap garis paralel lintasan lari awalan
(Ballesteros, 1993:117).
4.4 Sektor Lemparan
Garis ini terkait dengan sisi dalam
garis paralel lintasan awalan yang ditarik dari titik pusat lengkung batas
lempar dengan sudut 29o (Ballesteros, 1993:117).
4.5 Penilaian Lempar Lembing
Penilaian
dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih, untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar dan bendera merah untuk menandakan
bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang
terdekat dengan kepala lembing, sampai ke bagian dalam ujung lingkaran lalu
mengukur antara tanda tersebut. Kemudian beberapa unsur penilaian dalam lempar
lembing adalah cara memegang lembing dan pendaratan atau jatuhnya lembing
(Munasifah,2008:7). Selanjutnya tentang penilaian Muhajir (2007:149) mengatakan
“Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor
lemparan, lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan,
atau garis 1,5 meter samping atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan”.
Lebih lanjut Ballesters (1993:117) menjelaskan bahwa “Suatu lemparan dianggap
sah bila mata lembing harus menyentuh tanah sebelum bagian lembing yang lain,
dan jatuh sepenuhnya di dalam atau di sisi dalam dari sektor pendaratan lembing
Dasar – Dasar Lempar Lembing
Dasar-dasar lembing, ukuran lapangan, ukuran dan berat lembing, tata - cara melakukan lempar lembing, dan peraturan penyelenggaraan lomba.
Lempar lembing mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan lempar cakram dan tolak peluru, dimana lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, berat badan dan kekuatan maksimum si atlet, tetapi membutuhkan power dan kekuatan khusus lempar di atlet sebagai hasil dari panjangnya lari awalan. Oleh karena itu secara teknis, lembing hanya dapat dilempar dengan baik bila dilakukan dengan irama, timing, serta koordinasi gerakan halus yang dimulai dari kaki, tungkai, torso, dan lengan.
Lembing yang digunakan oleh atlit perempuan berbeda dengan yang digunakan oleh atlit pria. perbedaannya terletak pada berat dan panjang dari lembing itu sendiri.
Lembing
Pria:
Berat : 800 gram
Panjang : 2.70 m
Wanita:
Berat : 600 gram
Panjang : 2.30 m
berikut
adalah gambar dari lapangan untuk Lempar lembing :
Dalam lempar lembing ada
beberapa teknik dasar yang harus diketahui :
A. Grip ( genggaman )
Dalam lempar lebing terdapat 3 cara untuk memegang lembing (Grip), yaitu:
A. Grip ( genggaman )
Dalam lempar lebing terdapat 3 cara untuk memegang lembing (Grip), yaitu:
- Pegangan ibu jari dan jari telunjuk.(american style) : Dalam posisi ini ibu jari dan jari telunjuk berada di belakang tali balutan lembing, sedangkan jari-jari yang lain berada di dalam ikatan.
- Pegangan ibu jari dan jari tengah.(finlandia style) : Posisi ibu jari dan jari tengah berada di belakang tali balutan, sedangkan jari telunjuk memanjang badan lembing.
- Pegangan ”V” : Dalam pegangan ini lembing dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegangan ini dapat mencegah terjadina cedera pada saat siku diluruskan berlebihan (Over extended).
B. Lemparan yang Sah
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
C. Cara Membawa Lembing
- Cara Membawa Lembing
- Lembing
di bawa diatas bahu dengan mata lembing menghadap kearah serong atas.
- Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas.
- Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.
Untuk melakukan gerakan melempar dalam lempar lembing dapat dilakukan dengan teknik gerakan lempar yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Lari Awalan (Approach)
Posisi awal, pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua kaki sejajar. Lembing dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan suatu transfer kekuatan di belakang titik pusat grafitasi, sedangkan jari-jari mengimbangi tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang digunakan untuk membawa lembing ditekuk dengan lembing dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menunjuk sedikit ke atas.
2. Lari Awalan 5 Langkah
Yang dimaksud lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan kemampuan dalam lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu garis lurus. Lembing masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata lembing tetap menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar (latera). Selama lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit, sedangkan lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah kanan – kiri – kanan – kiri – lempar.
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat putaran tersebut ada pada
1. Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika mengayunkan tangan.
2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai.
3. Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus benar-benar lurus dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery. Hitungan kelima atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Dalam posisi power, lengan pelempar dengan lembingnya benar-benar berada di belakang, membentuk garis lurus dengan bahu. Poros lembing dan poros bahu adalah paralel, sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak ke arah lemparan lewat atas kaki kanan dan dikontrol oleh kaki yang diluruskan. Sedangkan kaki kiri memblok separo bagian kiri badan. Dada mendorong ke depan dan menghasilkan ”tegangan seperti tali busur” yang memungkinkan penggunaan sepenuhnya dari kaki , torso, dan lengan pelempar. Tegangan busur meningkat dengan menahan lengan ke belakang. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
- Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas.
- Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.
Untuk melakukan gerakan melempar dalam lempar lembing dapat dilakukan dengan teknik gerakan lempar yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Lari Awalan (Approach)
Posisi awal, pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua kaki sejajar. Lembing dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan suatu transfer kekuatan di belakang titik pusat grafitasi, sedangkan jari-jari mengimbangi tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang digunakan untuk membawa lembing ditekuk dengan lembing dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menunjuk sedikit ke atas.
2. Lari Awalan 5 Langkah
Yang dimaksud lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan kemampuan dalam lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu garis lurus. Lembing masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata lembing tetap menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar (latera). Selama lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit, sedangkan lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah kanan – kiri – kanan – kiri – lempar.
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat putaran tersebut ada pada
1. Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika mengayunkan tangan.
2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai.
3. Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus benar-benar lurus dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery. Hitungan kelima atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Dalam posisi power, lengan pelempar dengan lembingnya benar-benar berada di belakang, membentuk garis lurus dengan bahu. Poros lembing dan poros bahu adalah paralel, sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak ke arah lemparan lewat atas kaki kanan dan dikontrol oleh kaki yang diluruskan. Sedangkan kaki kiri memblok separo bagian kiri badan. Dada mendorong ke depan dan menghasilkan ”tegangan seperti tali busur” yang memungkinkan penggunaan sepenuhnya dari kaki , torso, dan lengan pelempar. Tegangan busur meningkat dengan menahan lengan ke belakang. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
2. Pelepasan
Lembing
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh/torso condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada lembing, setelah melambung tinggi maka lembing tersebut akan jatuh dan menancap di tanah.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan teori yang tepat yaitu keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh.
Ketika hendak melempar lembing melemparkan benda maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar benda maka akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh/torso condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada lembing, setelah melambung tinggi maka lembing tersebut akan jatuh dan menancap di tanah.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan teori yang tepat yaitu keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh.
Ketika hendak melempar lembing melemparkan benda maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar benda maka akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
3. Pemulihan
Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.
Dalam perlombaan, lemparan untuk tiap peserta dilakukan sebanyak 3 kali, dan dihitung lemparan terjauh. bagi peserta yang memiliki lemparan terjauh boleh tidak melakukan lemparan dengan menyatakan kesanggupannya untuk melakukan lemparan tersebut.
hasil lemparan terjauh dihitung mulai dari lemparan pertama dari babak penyisihan, jadi jika terjadi kasus saat final lemparan seorang atlit ternyata lebih rendah dari lawannya, maka akumulasi jarak jauh lemparan akan di hitung dari keseluruhan lemparan yang telah dia lakukan.
Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.
Dalam perlombaan, lemparan untuk tiap peserta dilakukan sebanyak 3 kali, dan dihitung lemparan terjauh. bagi peserta yang memiliki lemparan terjauh boleh tidak melakukan lemparan dengan menyatakan kesanggupannya untuk melakukan lemparan tersebut.
hasil lemparan terjauh dihitung mulai dari lemparan pertama dari babak penyisihan, jadi jika terjadi kasus saat final lemparan seorang atlit ternyata lebih rendah dari lawannya, maka akumulasi jarak jauh lemparan akan di hitung dari keseluruhan lemparan yang telah dia lakukan.
Posting Komentar